Besi dan Baja Dalam kehidupan kita sehari-hari penggunaan besi dan baja (kedua jenis ini termasuk dalam golongan logam) sudah merupakan hal yang lumrah, dimana-mana dalam aplikasi kehidupan sehari-hari ditemui banyak penggunaan material tersebut, seperti dalam aplikasi industri manufaktur, makanan dan minuman, peralatan rumah tangga dan pertukangan, serta konstruksi.Tetapi pada kenyataannya, sebenarnya istilah besi dan baja memiliki perbedaan yang cukup besar, walaupun unsur penyusun sama antara kedua jenis material ini namun dalam aplikasi memiliki perbedaan cukup signifikan.
Pada prinsipnya besi dan baja memiliki satu unsur utama yang sama yaitu unsur Fe (Ferrous) dengan campuran C (Carbon). Perbedaan terutama terletak pada kandungan karbon dimana pada material baja kadar karbon yang diijinkan adalah di bawah 2% sedangkan untuk kadar karbon diatas 2% dikategorikan pada material besi.Karbon yang menjadi pembeda ini menghasilkan perbedaan yang cukup kentara karena karbon menghasilkan sifat kekuatan namun kadar yang terlalu tinggi memberikan sifat getas (mudah pecah), karena itu baja dengan kadar karbon lebih rendah memberikan kekuatan lebih rendah namun keuletan lebih tinggi atau dengan kata lain lebih tahan terhadap kegetasan.
Dengan perkembangan teknologi dewasa ini, banyak penggunaan besi dan baja mulai digantikan dengan material pengganti misalnya (masih dalam kelompok logam) aluminium, serta perkembangan plastik (kelompok non logam) yang semakin hari semakin menggantikan peranan logam dengan cukup signifikan (tentu saja bukan untuk aplikasi yang harus menggunakan besi atau baja).
Besi dan baja pun dalam perkembangannya mengalami banyak perubahan terutama dengan berkembangnya ilmu pengetahuan mikrostruktur dan alat canggih yang mampu “membedah” suatu material hingga tingkat nanomikron. Penemuan unsur-unsur alam yang digunakan sebagai paduan juga mempengaruhi perkembangan material besi dan baja ini.