Rabu, 26 Maret 2008

EDM, Yang Perlu Anda Ketahui (Bag.1)

Topik Ulasan :
· Latar Belakang Munculnya EDM
· Apa Itu EDM ?
· Bagaimana Cara Kerja EDM ?
· Metode Utama EDM
· Karakteristik Permukaan Benda Kerja Hasil EDM
· Rangkuman

Latar Belakang Munculnya EDM
Munculnya Electric Discharge Machining (yang selanjutnya hanya akan disebut ‘EDM’) tidak dapat dilepaskan dari munculnya teknik “spark erosion” oleh ilmuwan Inggris Joseph Priestly sekitar tahun 1770an, namun baru pada tahun 1943 teknik tersebut dikembangkan untuk keperluan permesinan oleh ilmuwan Rusia, selanjutnya komersialisasi EDM terjadi pada tahun 1970 – 1980.
Saat ini EDM digunakan untuk memotong atau meng-erosi material keras dan logam dengan tingkat kepresisian pemotongan yang tinggi.

Apa Itu EDM ?
EDM merupakan proses permesinan yang utamanya digunakan untuk memotong atau meng-erosi material keras yang sulit dikerjakan menggunakan teknik permesinan tradisional. Akan tetapi, ada satu keterbatasan proses ini yaitu EDM hanya dapat bekerja pada material yang bersifat konduktif (“electrically conductive”) dimana alasannya akan kita ulas selanjutnya.
Proses EDM ini merupakan proses panas yang melibatkan pencairan dan penguapan benda kerja. Umumnya digunakan dalam industri Pesawat, Mouldmaking dan Diecasting untuk proses permesinan Baja Tool Steel yang sudah dikeraskan.
EDM terkadang disebut “spark machining” karena metode ini memotong atau meng-erosi logam dengan menghasilkan aliran listrik berulang antara elektroda dengan bagian logam yang sedang dikerjakan. Bagian material yang terpotong atau ter-erosi disapu oleh air yang mengalir secara kontinu. Air ini disebut cairan dielektrik (”dielectric fluid”) yaitu air yang telah mengalami de-ionisasi.
Aliran listrik berulang atau ”spark” ini akan memotong atau membentuk profil tertentu pada benda kerja hingga bentuk akhir diperoleh.

Bagaimana Cara Kerja EDM
Proses EDM menggunakan aliran bermuatan listrik untuk memotong atau meng-erosi material dari material induknya, dengan tiap lompatan listrik (”spark”) menghasilkan temperatur antara 10.000 – 20.0000C. Akibatnya benda kerja akan mendapat ’daerah terkena panas’ atau HAZ (”Heat Affected Zone”) di bawah lapisan pembekuan hasil pemotongan EDM. Dapat dikatakan bahwa proses EDM merubah permukaan dan sub-permukaan benda kerja.
Untuk menghasilkan aliran listrik yang dapat memotong atau meng-erosi benda kerja diperlukan hubungan antara 2 material yang sama-sama dapat dialiri listrik, yang pertama adalah elektroda yang digunakan yang terhubungkan dengan polaritas negatif dengan benda kerja yang dihubungkan dengan polaritas positif. Adanya perbedaan polaritas ini yang menyebabkan terjadinya aliran muatan listrik yang dengan mata telanjang terlihat sebagai ”spark”. Alasan ini jugalah yang mengharuskan material yang akan diproses menggunakan EDM haruslah material yang bersifat konduktif.
Proses EDM pada umumnya dilakukan dalam cairan dielektrik (”dielectric fluid”) yang berfungsi untuk :
Mengalirkan material yang terpotong agar tidak terperangkap dalam celah hasil pemotongan.
Berfungsi sebagai pendingin untuk meminimalisir daerah terkena panas atau HAZ (”Heat Affected Zone”) yang dengan sendirinya mengurangi kerentanan benda kerja terhadap retak.
Berfungsi sebagai konduktor agar arus listrik dapat mengalir antara elektroda dengan benda kerja.